PT.Bina Karsam diduga melakukan mark up bobot hasil pekerjaan pada proyek preservasi jalan ruas Toboli-Tinombo, dengan nilai kontrak sebesar Rp.18.987.688.000
Proyek preservasi tersebut melekat pada Kementerian PUPR, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulteng, Satuan Kerja Wilayah II Sulteng, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK 2.2) Wilayah Kabupate Parigi Moutong
Dari hasil investigasi tim media di lokasi proyek, menemukan para pekerja sementara melakukan pekerjaan di beberapa titik pembagunan box culvert, dan terlihat para pekerja ada yang melakukan pencampuran semen secara manual ada pulah yang melakukan pencampuran menggunakan molen
Dari informasi yang berhasil di himpun media ini, pekerjaan PT.Bina Karsam, diduga telah mencapai 45 persen bobotnya, tentunya hal itu memaksa publik untuk berspekulasi, adanya indikasi mark up terhadap bobot pekerjaan yang diduga di lakukan oleh pihak kontraktor bersama pihak BPJN
Bila di sandingkan dengan fakta lapangan berdasarkan hasil investigasi pekan lalu tim media ini, bobot hasil pekerjaan PT.Bina Karsam baru sekitar 30 persen.
Hal itu terlihat dari 10 buah pekerjaan box culvert, baru 3 buah yang selesai di lakukan pengecoran lantai untuk satu sisi jalan, untuk pekerjaan pengaspalan (overlay) informasi yang berhasil di himpun oleh tim media ini, baru sekitar seratus ton lebih yang terealisasi
Belum lagi kwalitas pengecoran lantai box culvert diduga tidak tercapai mutu betonnya (K.300) pasalnya para pekerja melakukan pencampuran semen, ada yang manual dan pulah yang menggunakan molen
Indikasi tersebut juga terlihat dari tanggapan pihak-pihak yang terlibat langsung pada pekerjaan tersebut, di antaranya Syam selaku direktur PT.Bina Karsam yang di temui di salah satu warkop di kota palu pada rabu 12/7/2023
Menurutnya, iya memang benar bobot terbesar itu ada pada pekerjaan 10 buah box culvert, kalau tidak keliru sekitar 60 persen, dan terkait capaian bobot keseluruhan, saya kurang mengetahui.
Lain halnya dengan Atong selaku General Superintendent (Gs) dari PT.Bina Karsam, tidak ada mark up bobot pekerjaan, saat ini telah mencapai 46 persen, bobot tersebut naik dari aitem pekrjaan bronjong, galian, beton dan aspal, dan pengaspalan-nya bukan 100 ton, tapi sudah 200 ton lebih.
Iwan Susanto, sebagai PPK 2.2 PJN pada proyek tersebut, lebih memilih bungkam ketika di konfirmasi media ini, sementara pesan WhatsApp terlihat sudah terbaca
Hal yang sama juga dengan Kepala Satuan Kerja Wilayah II Sulteng Rhismono, terkesan nggan untuk membalas konfirmasi media ini, terkait dugaan mark up bobot hasil pekerjaan. Tim