-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan-ADS

Iklan

Iklan-ADS

Indeks Berita

Whats-App-Image-2023-10-14-at-15-02-39-57158036

Tag Terpopuler

FGD Penataan dan Penguatan Kelembagaan Desa Lero dan Toaya Vunta di Kecamatan Sindue berjalan meriah

Senin, 25 November 2024 | November 25, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-11-25T11:54:33Z

Donggala - jejaksulteng.com - Sindue, 25 November 2024 – Dalam upaya memperkuat kelembagaan desa untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan, Pemerintah Kabupaten Donggala melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) berkolaborasi dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Tadulako menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD) dengan tema “Penataan dan Penguatan Kelembagaan Desa Toaya Vunta dan Desa Lero” .

Kegiatan yang bertempat di Aula Kecamatan Sindue ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perangkat desa, tokoh masyarakat, akademisi, dan perwakilan pemuda. FGD ini bertujuan untuk menggali solusi strategi sekaligus menghasilkan dokumen hak cipta kelembagaan desa yang akan didaftarkan ke Kementerian Hukum dan HAM sebagai daerah inovasi.

Dibuka dengan Sambutan Penuh Motivasi

Asisten I Kabupaten Donggala, H. Yusuf Lamakampali, SE., M.Si., mewakili Pj. Bupati Donggala, membuka acara dengan penuh semangat. Dalam berbagai hal, ia menekankan pentingnya penguatan kelembagaan desa sebagai fondasi pembangunan berkelanjutan. “Desa adalah akar kekuatan bangsa. Penataan kelembagaan yang kuat akan mewujudkan desa yang tangguh dan mandiri,” ujarnya. selanjutnya acara ini juga mendapat sambutan hangat dari camat Sindue Tikuala, S.Pd., M.P.Mat, yang secara tegas menyatakan bahwa penguatan dan penataan kelembagaan desa adalah hal yang sangat penting untuk di lakukan agar pelayanan terhadap masyarakat semakin meningkat. selanjutnya Dalam Sambutannya, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kabupaten Donggala, Drs. Saifullah, M.Si., menggarisbawahi bahwa hasil kajian ini harus dapat memberikan rekomendasi yang konkret dan berorientasi pada pembangunan desa berkelanjutan.





“Rekomendasi yang dihasilkan dari kajian ini bukan sekedar dokumen, namun harus menjadi pedoman dalam menyusun kebijakan pembangunan desa. Penguatan kelembagaan desa bukan hanya tentang struktur organisasi, tetapi juga tentang bagaimana lembaga desa dapat menjadi katalisator pembangunan yang berdampak langsung bagi masyarakat,” ujar Saifullah.

Paparan dari Para Ahli

Kegiatan ini semakin bermakna dengan hadirnya sejumlah akademisi dari Universitas Tadulako sebagai pemateri. Desa Toaya Vunta menjadi fokus kajian yang dipresentasikan oleh Ketua Tim Penelitian, Prof. Syahruddin Hattab, M.Si., bersama Rachmat, S.Sos., M.Ap. Mereka menguraikan pentingnya reformasi kelembagaan yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat desa.

“Kelembagaan desa harus mampu beradaptasi dengan tantangan zaman, termasuk memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas layanan,” papar Prof. Syahruddin. Sementara itu, Rachmat menambahkan, “Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia menjadi salah satu kunci keberhasilan implementasi program-program strategi di desa.”

Desa Lero mendapat perhatian khusus dari Tim Peneliti yang dipimpin oleh Prof. Daswati, M.Si., dan Dr. Dandan Haryono. Dalam presentasi mereka, ditekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat sebagai mitra aktif pemerintah desa. “Masyarakat harus dilibatkan dalam setiap proses pengambilan keputusan, sehingga mereka merasa memiliki tanggung jawab bersama untuk memajukan desa,” kata Prof. Daswati.

Dr Dandan Haryono juga menyoroti perlunya peningkatan kolaborasi antara kelembagaan desa dengan pemangku kepentingan lainnya. “Sinergi yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan akademisi akan menciptakan solusi yang berkelanjutan dan berdaya guna,” tegasnya.

Peran Pemuda dan Aspirasi Masyarakat

Salah satu momen penting dalam FGD ini adalah keterlibatan aktif tokoh pemuda, Richvani, S.Sos., yang mengajak generasi muda untuk mengambil peran lebih besar dalam pembangunan desa. “Pemuda adalah agen perubahan. Kita harus menjadi bagian dari solusi, bukan hanya menjadi pengamat,” ungkapnya dengan penuh semangat.

Diskusi Interaktif dan Rekomendasi Strategis

Acara ditutup dengan sesi diskusi interaktif yang memberikan ruang bagi peserta untuk menyampaikan masukan dan aspirasi. Berbagai ide konstruktif disampaikan, seperti peningkatan kapasitas perangkat desa melalui pelatihan berkala, pengelolaan keuangan desa yang lebih transparan, serta penguatan program berbasis teknologi.

Ketua Tim Penelitian, Prof. Syahruddin, menyampaikan bahwa hasil diskusi ini akan dirangkum menjadi rekomendasi strategi yang akan diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Donggala. “Kami berharap rekomendasi ini dapat menjadi dasar kebijakan yang berdampak nyata bagi penguatan kelembagaan desa,” ujarnya.

Harapan untuk Masa Depan Desa

Dengan terlaksananya FGD ini, Desa Toaya Vunta dan Desa Lero yang diharapkan dapat menjadi model percontohan dalam pengelolaan kelembagaan desa. Langkah ini tidak hanya memperkuat posisi desa sebagai pilar pembangunan, tetapi juga memperkokoh hubungan antara pemerintah dan masyarakat.

FGD ini menjadi bukti nyata komitmen Pemerintah Kabupaten Donggala dan Universitas Tadulako untuk bersama-sama membangun desa yang lebih kuat, mandiri, dan sejahtera.


×
Berita Terbaru Update
close
Banner iklan disini